MULTIKULTURALISME DAN INTERKULTURALISME DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI INDONESIA
Abstract
Multikulturalisme dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah salah satu topik penelitian yang banyak digali. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, adanya multikultur dan multietnik dari negara-negara penutur bahasa Inggris menyebabkan perdebatan tentang negara apa yang bisa dijadikan acuan serta budaya mana yang bisa disebut mewakili budaya bahasa Inggris (English culture). Selain itu, Negara Indonesia sendiri adalah negara dengan berbagai latar belakang etnis dan budaya. Ditambah lagi adanya kecemasan tentang pengaruh pengajaran bahasa Inggris terhadap perkembangan nasionalisme generasi muda Indonesia juga menjadikan pengajaran bahasa Inggris di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Terlepas dari permasalahn di atas, interkulturalisme sebagai suatu alternatif pemecahan masalah yang berhubungan dengan multikulturalisme juga disajikan dalam makalah ini. Diharapkan bahwa melalui pemaparan dalam makalah ini, dapat dicapai pemahaman yang lebih lengkap dan komprehensif tentang multikulturalisme dan interkulturalisme dalam dunia pendidikan di Indonesia, terutama sehubungan dengan pengajaran Bahasa Inggris di sekolah.
References
Alwasilah, C. A. (2001). Language, culture, and education. Bandung, Indonesia: Adira.
Anwaruddin, S., M. (2011). Hidden agenda in TESOL methods. Journal of English as an International Language, 6(1), 47-94.
Brown, H. D. (2000). Teaching by principles: An interactive approach to language pedagogy (2nd ed.). New York, NY: Addison-Wesley Longman, Inc.
Byram, M. (1990). Teaching culture and language: Towards an integrated model in Mediating Languages and Cultures: In D. Buttjes & M. Byram (Eds.). Towards an Intercultural Theory of Foreign Language Education. (pp. 17-32). Bristol, PA: Multilingual Matters Ltd.
Dervin, F. (2014). Assessing intercultural competence in language learning and teaching: A critical review of current efforts. 1-19. Journal of New approaches to assessment in higher education.
Gray, J. (2002). The global coursebook in English language teaching. In D. Block & D. Cameron (Eds.). Globalization and Language Teaching (pp. 151-167). London, UK: Routledge.
Canagarajah, A. S. (2013). Agency and power in intercultural communication: Negotiating English in translocal spaces. Language and Intercultural Communication, 13(2), 202-224. doi: 10.1080/14708477.2013.770867
Gunantar, D. A. (2017). Textbook analysis: Analyzing English as a Foreign Language (EFL) textbooks from the perspective of Indonesian culture. Journal of Language and Literature, 11(2), 173-182.
Hamied, M. A. (2014). Curriculum change: what does mean to Indonesian TEFL? In H. P. Widodo & N. T. Zacharias (Eds.). Recent issues in English language education: Challenges and directions. (pp.12-37). Surakarta, Indonesia: UNS Press.
Kachru, B. B. (1986). The Alchemy of English: The Spread, Functions, and Models of Non-native Englishes. USA: Pergamon Press.
Kramsch, C. (1998). Language and culture. Oxford, UK: Oxford University Press.
Kramsch, C. (2013). Culture in foreign language teaching. Iranian Journal of Language Teaching Research, 1(1), 57-78.
Pennycook, A. (2004). Critical moments in a TESOL praxicum. In B. Norton & K. Toohey (Eds.), Critical pedagogies and language learning (pp. 327-345) Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Rizvi, F. & Lingard, B. (2010). Globalizing education policy. London, UK: Routledge.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan. Lembarana Negara Republik Indonesia Tahun 2009. Jakarta.
Yates, L. & Grumet, M. (2011). Curriculum in Today’s world: Configuring Knowledge, identities, work and politics. NY: Routledge.
Yulaelawati, E. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung, Indonesia: Pakar Karya