BUDAYA HIGIENIS MENGGESER SISTEM PENDIDIKAN DAN BUDAYA PESERTA DIDIK

Abstract

Pandemi COVID-19 yang masuk di Indonesia telah mengubah semuanya baik sistem pendidikan maupun tatanan kehidupan masyarakat khususnya peserta didik. Adanya pandemi merupakan isyarat agar kita sadar mulai menggeser aktivitas kehidupan yang semula berjalan biasa-biasa saja kemudian secara drastis harus menguubah dengan tatanan kehidupan baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Indonesia yang dikenal dengan masyarakat gotong royong, guyup rukun, dan saling membantu sekarang berubah karena hampir semua aktivitas dibatasi dan hanya boleh bertemu atau berdekatan dengan beberapa orang saja. Hal ini tidak mudah, tetapi harus dilakukan. Kekhawatiran akan rasa aman yang dirasakan dan dialami masyarakat harus disikapi dengan rasional agar dapat bertahan hidup, serta membantu orang lain. Penerapan pola hidup sehat anjuran pemerintah harus dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan sistem pendidikan, serta budaya higiene peserta didik di masa pandemi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang disebar dengan bantuan grup Whatsapp dan surel. Responden merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unesa yang terlibat dalam pembelajaran daring selama pandemi. Hasil penelitian menunjukkan semua responden merasakan pergeseran sistem pendidikan seperti terkena WFH, pola interaksi sosial secara virtual, menjaga jarak serta menerapkan 3M, pendidikan memanfaatkan media teknologi secara daring, dan perubahan budaya, seperti tidak dapat lagi bersantai dengan teman-teman tanpa mematuhi prokes. Di manapun berada harus tetap menjaga jarak serta menerapkan 3M, tidak ada lagi tradisi sungkem atau salim kepada guru atau orang lain yang lebih tua, berbelanja kebutuhan sehari-hari atau buku pelajaran melalui online shop. Meskipun begitu lebih banyak responden yang menyatakan bahwa perubahan sistem pendidikan dan perubahan budaya tidak menjadi masalah karena perubahan berdampak lebih baik bagi kesehatan masyarakat khususnya peserta didik, karena harus menerapkan 3M bahkan kini sudah berubah menjadi 5M, serta mengikuti perkembangan IT.