BATIMBANG TRADITION IN SAFAR MONTH IN BANJAR SOCIETY

  • Nor Azizah
  • Husin
Keywords: Tradisi, Batimbang, bulan safar, upacara, masyarakat Banjar.

Abstract

Sejak zaman dahulu, masyarakat Arab Jahiliyah telah mempercayai bulan Safar sebagai bulan yang memiliki nasib buruk. Tetapi tidak semua masyarakat percaya akan kesialan bulan Safar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai budaya yang terdapat salam tradisi Batimbang bulan Safar yang dilakukan masyarakat Banjar. Masyarakat Banjar percaya bahwa anak yang lahir di bulan Safar akan memiliki perilaku atau karakter yang buruk. Tradisi Batimbang yaitu tradisi untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan upaya agar anak yang lahir di bulan Safar tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tuanya. Proses penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali. Timbangan pertama bayi diletakkan di atas ayunan dan ditimbang bersama dengan Al-Qur'an. Setelah berat badan bayi seimbang, bawa dikeluarkan. Timbangan kedua bayi tersebut ditimbang dengan beras ketan. Setelah selesai, bayi kemudian dimasukkan ke dalam ayunan danditimbang untuk yang ketiga kalinya. Pada timbangan ketiga, bayi ditimbang dengan kelapa muda dan tebu merah dan setelah berat bayi seimbang, ia dikeluarkan dari ayunan.

References

Abdulloh. (2018). Pandangan tokoh masyarakat terhadap pantangan pelaksanaan pernikahan di bulan safar perspektif hukum Islam.
Al Asbihani. (2017). Eksistensi tradisi mandi Safar di Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis. JOM FISIP, 4(2).
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak.
Farida, S., & Mubarak. (2012). Kepercayaan masyarakat Banjar terhadap bulan Safar: Sebuah tinjauan psikologis. AL-BANJARI, 11(1).
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi penelitian: Penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi kasus. CV Jejak.
Hiliadi, W. (2016). Nilai-nilai tradisi Baayun Mulud sebagai kearifan lokal di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 1(1).
Ihromi, T. O. (2006). Pokok-pokok antropologi budaya. Yayasan Obor Indonesia.
Jailani, M. S., & Nurhasanah. (2018). Makna upacara Batimbang dalam tradisi masyarakat Suku Banjar Kuala Tungkal, Provinsi Jambi. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 16(2).
Muzainah, G. (2019). Baantar jujuran dalam perkawinan adat masyarakat Banjar. Jurnal Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman., 5(2).
Nurhayati, D. (2018). Islam and local interests in the Safar bath tradition of Malay People in sungai Jambu Sub Village, Kayong Utara. KHATULISTIWA Journal of Islamic Studies Institute for Research and Community Service., 8(1).
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian kuantitatif quantitatitive research approach. CV BUDI UTAMA.
Sucipto, T., & Limbeng, J. (2007). Studi tentang religi masyarakat baduy di desa Kanekes Provinsi Banten. DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN.
Wahab, Hariansyah, & Nurhayati, D. (2020). Agama dan kepercayaan masyarakat Melayu Sungai Jambu Kayong Utara Terhadap Bulan Safar. Jurnal MUDARRISUNA, 10(1).
Published
2021-11-01