NASIONALISME PADA FILM BIOGRAFIS ‘SOEKARNO’ (2013) DAN ‘GURU BANGSA: TJOKROAMINOTO’ (2015)
Abstract
Sejalan dengan munculnya diskursus etnis dan agama membuat makna nasionalisme yang berkembang saat ini perlu ditilik kembali. Masyarakat generasi milenial, yang lekat dengan teknologi dan informasi yang serba cepat dan pendek, kadang jatuh pada persepsi dan asumsi yang sempit. Para pekerja film mencoba meletakkan makna nasionalisme dalam pigura baru melalui film biografi tokoh nasional, diantaranya adalah ‘Soekarno’ (2013) dan ‘Guru Bangsa: Tjokroaminoto’ (2015). Penerjemahan ide nasionalisme yang dibawa oleh para sutradara dalam film ‘Soekarno’ (Hanung Bramantyo) dan ‘Guru Bangsa: Tjokroaminoto’ (Garin Nugroho) dapat menjadi penanda pola struktur dan realisme ide nasionalisme para warga milenial. Kedua film tersebut dipilih menjadi data utama studi, karena Soekarno adalah tokoh yang lekat dengan konsep nasionalisme di Indonesia, dan Tjokroaminoto adalah guru dari Soekarno muda yang mencetuskan nilai-nilai awal nasionalisme tersebut. Bagaimana makna nasionalisme digulirkan dan digambarkan dalam film ‘Soekarno’ (2013) dan ‘Guru Bangsa: Tjokroaminoto’ (2015) dianalisa bersama dengan konteks pembentuk makna di luar teks film, untuk ‘membaca’ wacana nasionalisme dalam konteks Indonesia saat ini.
Teori film studies John Fiske dan teori diskursus Michael Foucault digunakan untuk menjelaskan bagaimana struktur dan realisme, serta diskursus terwujud dalam kedua film tersebut. Film dianalisa dengan mengambil data cuplikan adegan-adegan dimana kedua tokoh nasional Soekarno dan Tjokroaminoto menunjukkan semangat ide kemerdekaan, perjuangan, dan keterbukaan pada keberagaman, kebersamaan dan kesederajatan antar golongan. Hasil dari studi ini adalah film Soekarno menunjukkan makna nasionalisme sebagai semangat kemandirian, kebebasan, dan keramahan terhadap keberagaman. Sedangkan dalam film Guru Bangsa: Tjokroaminoto, makna nasionalisme yang terwujud adalah dalam bentuk kebersamaan dan kesederajatan dalam perbedaan untuk menuju kebaikan bersama.
References
Santyaputri, L. P. (2020). Transformasi digitalisasi budaya populer dan film Indonesia. Seminar Nasional Envisi 2020 - Industri Kreatif: 17-25
Setyowati, Agnes. (2019). Pentingnya nasionalisme di era Indonesia modern. Diakses dari: https://nasional.kompas.com/read/2019/11/15/15304751/pentingnya-nasionalisme-di-era-indonesia-modern?page=all
Wibisono, Gunawan. (2017). Media baru dan nasionalisme anak muda: Pengaruh penggunaan media sosial ‘Good News from Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme. Jurnal Studi Pemuda, 6(1), SEPTEMBER 2017, 590-604. https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.39264
William, R. (1958). Culture and Society: Chatto and Windus.