AUTHENTIC ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI ZOOM VIDEO CONFERENCING

  • Anggi Novitasari
  • Primardiana H. Wijayati
  • Roekhan
Keywords: Authentic Assessment, keterampilan berbicara bahasa Jerman, peserta didik, komponen berbicara, Kurikulum 2013

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Pengumpulan data dilakukan melalui praktik lisan dan wawancara. Hasil pelaksanaan keterampilan berbicara bahasa Jerman dengan penerapan rubrik penilaian autentik  menunjukkan kemampuan peserta didik mulai dari pelafalan, kosakata, ketepatan susunan kalimat, kelancaran, isi, dan interaksi peserta didik cukup baik. Penerapan rubrik penilaian autentik yang detail sangat membantu guru dalam mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik dikaitkan dengan keterkaitan materi pembelajaran dengan praktik yang dilakukan oleh guru. Authentik atau keaslian pada penelitian ini merujuk kepada keaslian situasional bahan yang digunakan terkait kehidupan sehari-hari untuk melihat keterampilan berbicara bahasa Jerman. Empat butir soal dengan pembagian dua butir soal monolog dan dialog dapat menunjukkan kemampuan peserta didik dalam memperkenalkan diri sendiri, meminta dan memberikan informasi, berdialog, dan mendeskripsikan gambar. Untuk mendapatkan hasil penilaian autentik yang sesuai, guru harus merancang butir soal sesuai materi yang telah diajarkan dengan pemilihan keaslian situasional yang mudah dimengerti peserta didik. Hasil wawancara dengan peserta didik menunjukkan hambatan yang dialami peserta didik ketika pembelajaran dan penilaian keterampilan berbicara bervariasi mulai dari keterbatasan kosakata hingga kesulitan dalam menyusun kalimat dalam bahasa Jerman. Melalui penelitian ini diketahui bahwa penilaian autentik menjadi salah satu penilaian yang tepat untuk mengetahui kemampuan peserta didik dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dipahami peserta didik sebelumnya dan menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi sesuai tuntutan tugas yang diberikan sesuai konteks tertentu.

References

Balderas, A., Palomo-Duartel, M., Doredo, J., Ibarra-Sáiz, M., & Rodríguez-Gómez, G. (2018). Scalable authentic assessment of collaboration work assignment in wikis. Int J Educ Technol High Educ, 15 (40) . https://doi.org/10.1186/s41239-018-0122-1
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 104 tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. (Online), (https://kelembagaan.ristekdikti.go.id), diakses pada 26 Agustus 2020.
Fitriani. (2017). Implementing authentic assessment of curriculum 2013: theacher’s problems and solusions. Getsempena English Education Journal (GEEJ), 4(2), 164-171
Ghosh, S., Bowles, M., Ranmuthugala, D., & Brooks, B. (2017). Improving the validity and reliability of authentic assessment in seafarer education and training: a conceptual and practical framework to enhance resulting assessment outcomes. WMU J Marit Affairs, 16, 455–472. doi:10.1007/s13437-017-0129-9.
Globaniat, M., Müller M., Rusch,P. (2005). Profile deutsch. Berlin und München: Langenscheidt KG.
Huang, H.-T. D. (2016). Test-taking strategies in L2 sssessment. Perceptual and Motor Skills, 123 (1), 64–90. doi:10.1177/0031512516660699.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Surat edaran nomor: 36962/mpk.a/hk/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (COVID-19). Jakarta.
Kinay, I. & Bağçeci B. (2016). The investigation of the effects of authentic assessment approach on prospective theacher’s problem-solving akills. International Education Studies, 9 (8). doi: 10.5539/ies.v9n8p51.
Leaper, D. A. & Brawn, J. R. (2019). Detecting development of speaking proficiency with a group oral test : a qualitative analysis. Language Testing, 36 (2), 181-206. doi: 10.1177/0265532218779626.
Mertler, A. (2004). Secondary teachers’ assessment literacy: does classroom experience make a difference?. American Secondary Education, 33 (1), 49–64.
Nurgiyantoro, B. (2013). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Ölmezer-Öztürk, E. & Aydin, B. (2018). Toward measuring language teachers’ assessment knowledge: development and validation of language assessment knowledge scale (LAKS). Language Testing in Asia,8 (20). doi : https://doi.org/10.1186/s40468-018-0075-2.
Rahmawati, Y. & Ertin. (2014). Developing assessment for speaking. Indonesian Journal of English Education, 1(2),199-210
Schatz, H. (2006). Fertigkeit sprechen. München: Goethe-Institut.
Sugiyarti, L., Arif, Alrahmat, & Mursalin. (2018). Pembelajaran abad 21 di sekolah dasar. Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar. ISSN: 2528-5564.
Sulistyo, G., H. (2017). ICT-based (authentic) assessment in the context of language teaching in the indonesian (lower and upper) secondary levels of education: potential areas for real-world development. Konferensi Nasional Sastra, Bahasa, & Budaya. ISBN : 978-602-61535-0-0.
Taras, M. (2005). Assessment- summative and formative- some theoretical reflections. British Journal of Educational Studies, 53 (4),466 – 478. doi : https:// doi.org/10.1111/j.1467-8527.2005.00307.x.
Zaim & Mukhaiyar, M. (2018). The need for authentic assessment for speaking skills at junior high school. Fifth International Seminar on English Language and Teaching (ISELT), 110. (Online), (https://www.researchgate.net/publication/320204228), diakses pada 19 Agustus 2020
Published
2020-12-01