DIGITALISASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEBAGAI DAMPAK ERA KEBERLIMPAHAN
Abstract
Era keberlimpahan (abundance) atau disebut juga free economy dan sharing economy diakibatkan oleh pertumbuhan teknologi digital yang masif. Siklus pertumbuhan teknologi digital terjadi dalam enam langkah, yaitu (1) digitalization, (2) deception, (3) disruption, (4) dematerialization, (5) demonetization, dan (6) democratization. Pertumbuhan teknologi tersebut adalah perkembangan pesat mengarah pada peluang yang berdampak besar dalam dunia pendidikan. Dampak yang paling dirasakan yaitu terjadinya digitalisasi dalam proses pembelajaran. Pertama, belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi oleh aturan ruang dan waktu. Kedua, informasi dengan mudah didapatkan, tidak lagi hanya diperoleh dari pendidik. Ketiga, pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan kebaruan terkait kurikulum, media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran lainnya. Dengan demikian, untuk beradaptasi dalam menghadapi era keberlimpahan, terjadi penyesuaian dalam dunia pendidikan yaitu digitalisasi, terutama proses pembelajaran. Seperti yang dikatakan wendell berry bahwa pengetahuan tentang dunia pertama-tama mengajarkan seseorang bahwa dunia lebih besar daripada pengetahuan kita tentangnya. Bagi mereka yang bersukacita dalam kelimpahan ini adalah sumber kegembiraan. Namun, bagi mereka yang mengharapkan pengetahuan yang setara dengan (mampu mengendalikan) dunia, itu adalah sumber kekalahan dan kebingungan yang tak henti-hentinya.
References
Bayram, H., & Comek, A. (2009). Examining the relations between science attitudes, logical thinking ability, information literacy and academic achievement through internet assisted chemistry education. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 1(1), 1526–1532. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.01.269
Daud, A., Aulia, A. F., & Ramayanti, N. (2019). Integrasi teknologi dalam pembelajaran: Upaya untuk beradaptasi dengan tantangan era digital dan revolusi industri 4.0. Unri Conference Series: Community Engagement, 1, 449–455. https://doi.org/10.31258/unricsce.1.449-455
Diamandis, P. H., & Kotler, S. (2012). Abundance: The future is better than you think (1st Free Press hardcover ed). Free Press.
Kuncahyono, K., Suwandayani, B. I., & Muzakki, A. (2020). Aplikasi E-Test “That Quiz†sebagai Digitalisasi Keterampilan Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Indonesia Bangkok. Lectura : Jurnal Pendidikan, 11(2), 153–166. https://doi.org/10.31849/lectura.v11i2.4687
Mahmudah, A. (2009). The analysis of domestic workers protection policy: PRT (domestic worker) raperda making process in Yogyakarta. Graduate School, Gadjah Mada University.
Muslik, A. (2019). Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran Matematika di Era Revolusi Industri 4.0. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, 7(2), 246–255. https://doi.org/10.36052/andragogi.v7i2.98
Nugraha, D., & Anggraini, Y. (2019). DIGITALISASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEDALAMAN (Implementasi Pembelajaran Berbasis Komputer di SD Bina Dharma Muara Tiga dan Kebun Sentral Sumatera Utara). Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi, 3(1).
Rachmah, H. (2019). Blended Learning: Memudahkan Atau Menyulitkan? Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 3, 673–679.
Simarmata, J., Feriyansyah, Iqbal, M., Nasution, I. N., & Limbong, T. (2018). Tren Dan Aplikasi: Strategi Dan Inovasi Dalam Pembelajaran. Jayapangus Press Anggota IKAPI.
Thadi, R. (2019). Literasi Media Khalayak Di Era Keberlimpahan Informasi Di Media Massa. Jurnal Ilmiah Syi’ar, 19(1), 90. https://doi.org/10.29300/syr.v19i1.2268
Wahyono, P., Husamah, & Budi, A. S. (2020). Guru profesional di masa pandemi COVID-19: Review implementasi, tantangan, dan solusi pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 1(1), 51–65. https://doi.org/10.22219/jppg.v1i1.12462
Zikopoulos, P. (2012). Understanding big data: Analytics for enterprise class Hadoop and streaming data. New York: McGraw-Hill.
